Alat Bantu Berbicara
untuk Penderita Tuna Rungu dan Wicara (Speech to Text)
Bahasa dapat
dirumuskan sebagai pengetahuan tentang sistim lambang yang dipergunakan dalam
komunikasi yang dilakukan secara lisan (Nelson, 1994). Walaupun tidak banyak
jumlahnya dalam masyarakat, namun tetap saja ada orang yang tidak bisa
berbicara. Bisu atau yang dikenal sebagai tuna wicara merupakan ketidakmampuan
seseorang untuk berbicara dengan bibirnya. Ada beberapa faktor yang menyebabkan
bisu yaitu gangguan dari organ tubuh seperti lidah, paru-paru, pita suara dan
juga bisa disebabkan karena ketulian atau gangguan pendengaran. Seperti video
yang bisa dilihat diatas, itu merupakan sebuah alat medis untuk membantu orang
yang mempunyai kekurangan tersebut bisa dimengerti oleh orang lain. Beberapa
orang merancang peralatan tersebut dengan menggunakan bahasa sandi yang
biasanya diungkapkan dengan bahasa tangan.
Prinsip dari
alat bantu tersebut adalah dimana pada alat itu berbentuk sarung tangan dan
terdapat sensor kurang lebih 5 buah yang terselip pada sekitar jari-jari.
Sensor ini digunakan untuk membaca perintah sandi huruf yang akan diutarakan
oleh pasien tersebut. Setelah itu sinyal akan masuk kedalan tampilan berupa LCD
grafik ataupun komputer dan dirubah menjadi text yang dapat terbaca. Pada
contoh ini menurut saya termasuk pada program yang linier karena perhitungan
dan perintah-perintah yang diberikan masih bisa di kerjakan dengan if then
else, dan pada alat tersebut sudah pasti perhitungan dan lain sebagainya.
Sedangkan untuk
program non linier yang digunakan pada alat ini nantinya mungkin akan digunakan
kecerdasan buatan untuk bisa menangkap sinyal-sinyal yang benar-benar sensitif
dan tidak terselesaikan dengan logika if then else. Pada saat ini teknologi
juga semakin canggih, ada beberapa yang sudah menemukan dan menciptakan sebuah
applikasi program yang cerdas. Canggihnya aplikasi tersebut akan memanfaatkan
input dari pengguna yang bisu berupa perasaan, komunikasi sehari-hari, emosi,
berbagai pertanyaan dan lain-lain. Setelah input dari penggunanya sudah
diterima, maka aplikasi secara otomatis mengkalkulasikan input tersebut dan
kemudian mengolahnya menjadi output suara. Sayangnya aplikasi ini agaknya
kurang pas dipakai oleh orang Indonesia yang berbahasa Indonesia karena hanya
menyediakan 22 bahasa asing.
Dalam bidang
speech processing, telah berhasil dibuat juga berbagai sistem pengenalan suara,
pengenalan pembicara dan bahkan sistem speech to speech Machine Translation
(S2SMT). Dengan S2SMT, seseorang bisa berbicara dengan orang lain yang menggunakan
bahasa berbeda. S2SMT terdiri dari tiga komponen utama, yaitu ”Automatic Speech
Recognition” (ASR) yang mengubah suara manusia menjadi teks, Machine
Translation (MT) yang menerjemahkan teks suatu bahasa ke dalam teks bahasa
lain, dan Text to Speech (TTS) yang mengubah teks menjadi suara.
RESUME :
Jurnal tersebut menjelaskan
sebuah teknologi alat bantu berbicara
untuk penderita tuna rungu dan wicara. Teknologi ini berbetuk sarung tangan
yang terdapat sensor pada jari-jari untuk menangkap sinyal perintah sandi
huruf. Sinyal tersebut dikonversikan
kedalam teks melalui layar LCD sehingga dapat membantu penderita tuna rungu dan
wicara untuk berkomunikasi. Untuk selanjutnya teknologi ini akan dikembangkan
agar dapat menangkap sinyal-sinyal yang lebih sensitif.