1. Hacker Indonesia Serang Situs Intelejen
Australia
Hidayatullah.com–Berbeda
dengan serangan hari Jumat (08/11/2013) yang menargetkan laman daring
Australian Security Intelligence Organization (ASIO), hari Sabtu (09/11/2013)
Kelompok peretas (hacker) Anonymous Indonesia kembali melancarkan serangan terhadap
situs Australia. Namun kali ini sasarannya badan intelijen. Mereka menyasar
situs Australia Secret Intelligence Service (ASIS).
Seperti diketahui, ASIO merupakan badan yang
berfungsi memantau dan mengumpulkan data-data intelijen di dalam ‘Negeri Kanguru.
Adapun ASIS melakukan fungsi serupa di mancanegara.
Akibat serangan kelompok peretas Indonesia, laman ASIS
dilaporkan lumpuh selama dua hingga tiga menit. Jenis serangan itu disebut
dengan istilah distributed denial-of-service (DDOS), demikian
dikutip ABCdan The Sydney Morning Herald.
Aksi Anonynomous Indonesia dimulai 4 November lalu.
Kelompok itu dilaporkan meretas sekitar 300 laman daring yang beralamat dengan
akhiran au. Sebagian besar situs yang diretas ialah situs komersial. Serangan
itu dimaksudkan sebagai protes terhadap sepak terjang badan intelijen Australia
yang menyadap pemerintah Indonesia.
‘Salam untuk semua warga negara Australia. Katakan kepada
pemerintah kalian untuk berhenti memata-matai negara kami! Kami adalah
orang-orang Indonesia’, demikian isi pesan Anonynomous Indonesia.
Diserahkan ke Kemenlu Kedua Negara
Sementara itu, Menteri Pertahanan Indonesia dan Australia
sepakat menyerahkan penyelesaian masalah penyadapan kepada Kementerian Luar
Negeri kedua negara.
Informasi ini disampaikan Menteri Pertahanan Purnomo
Yusgiantoro usai melakukan pembicaraan dengan Menhan Australia David
Johnstons di Kantor Kementerian Pertahanan di Jakarta, (08/11/2013).
Johnston dalam pertemuan itu menjelaskan, bahwa isu
penyadapan Indonesia oleh Badan Intelijen Australia (DSD) sudah memasuki ranah
makro yang tidak lagi sebatas hubungan bilateral antar Kementerian Pertahanan,
namun akan diselesaikan melalui jalur politik luar negeri oleh Kementrian luar
negeri kedua negara.
Purnomo menambahkan, apa pun keputusan dari Kemlu terkait
isu hubungan diplomatik kedua negara, maka Kemhan tinggal mengikuti saja. Hal
itu lantaran penentu keputusan ada di tangan Kemlu.
Sementara itu seputar sistem pertahanan keamanan
Indonesia, Purnomo Yusgiantoro memastikan sejauh ini masih dalam kondisi aman.
“Sistem yang kita punya, saya sudah pastikan dari para
staf saya, para ahlinya. Sistem di kementrian pertahanan itu aman. Karena
sistem kita itu menggunakan sistem pertahanan berlapis, di dalam Sistem
Informasi Pertahanan Negara (Sisinfohaneg) kita,” kata Menhan Yusgiantoro
dikutip Voice of America (VoA).
Isu penyadapan muncul beberapa hari belakangan, setelah
media Australia Sydney Morning Herald menurunkan berita
soal penyadapan
Australia dan Amerika Serikat terhadap Indonesia berdasarkan
keterangan dari mantan kontraktor Badan Keamanan Nasional AS (NSA) Edward
Snowden.
Sydney Morning Herald menyebut
ada pos penyadapan di dalam gedung Kedutaan AS dan Australia di Jakarta.
Sementara itu, harian Inggris The Guardian menulis bahwa Badan
Intelijen Australia sudah menyadap Indonesia sejak tahun 2007 ketika RI menjadi
tuan rumah Konferensi Perubahan Iklim PBB di Nusa Dua, Bali.*
TANGGAPAN :
Seharusnya setiap negara harus saling menghormati.
Terlebih lagi untuk negara yang saling bertetangga seperti Indonesia dengan
Australia. Australia sebagai pihak yang melakukan penyadapan tentunya dengan
sadar mereka melakukan itu dan hal ini merupakan bentuk penghinaan terhadap
Indonesia. Naman saya tidak setuju jika kelompok anonymous Indonesia melakukan
peretasan terhadap situs-situs komersil maupun situs pemerintahan Australia.
Hal ini justru hanya akan memperkeruh masalah yang sudah ada. Ada baiknya
mereka dalam hal ini sebagai pihak yang menentang atau menolak sikap Australia
yang melakukan penyadapan terhadap Indonesia melakukan unjuk rasa sebagai rasa
kecewa mereka terhadap Australia. Dengan ini tentu akan merusak nama Australia
di mata dunia secara tidak langsung. Dan untuk pemerintah Indonesia hal ini
dapat dijadikan pembelajaran untuk menjadi lebih baik dalam membangung sistem
yang lebih aman kedepanya, sehingga dapat mencegah kejadian yang sama pada lain
waktu.
2. Dampak dan Pengaruh Gadget Pada Anak Usia
Dini
Masa kecil adalah masa yang indah untuk mengenal dunia,
untuk belajar berinteraksi secara langsung dan mengalami berbagai pertumbuhan.
Berbagai interaksi face to facesangat dibutuhkan dalam perkembangan
anak, sehingga nantinya, ia tidak mengalami kesulitan pada saat bersosialisasi
dengan teman atau orang lain. Jika dari kecil manusia sudah terlalu banyak
bergantung dengan gadget dan minim interaksi langsung, maka
anak tersebut nantinya akan merasakan berbagai kendala dalam berinteraksi
sosial.
Tahap Pengenalan Gadget Pada Anak digolongkan sbb:
Usia 2 s/d 4 tahun
anak-anak yang memulai berinteraksi dengan komputer harus
didampingi oleh orangtua atau orang dewasa. Hal tersebut bukan sekedar
persoalan keselamatan anak, tetapi juga untuk meyakinkan bahwa anak tersebut
bisa mendapatkan pengalaman yang menyenangkan sekaligus memperkuat ikatan
emosional antara sang anak dengan orangtua
Usia 4 s/d 7 tahun
Anak-anak mulai tertarik untuk melakukan eksplorasi
sendiri. Dalam usia ini, orangtua harus
mempertimbangkan untuk memberikan batasan-batasan situs
yang boleh dikunjungi, berdasarkan pengamatan orangtua sebelumnya
Usia 7 s/d 10 tahun
Dalam masa ini, anak-anak mulai mencari informasi dan
kehidupan sosial di luar keluarga mereka. Inilah saatnya dimana tekanan
pertemanan dan kelompok bermain menjadi dampak yang signifikan. Pada usia ini
pulalah anak-anak mulai meminta kebebasan lebih banyak dari orangtua. Anak-anak
memang harus didorong untuk melakukan eksplorasi sendiri, meskipun tidak
berarti tanpa adanya partisipasi dari orangtua
Usia 10 s/d 12 tahun
Pada masa pra-remaja ini, banyak anak yang membutuhkan
lebih banyak pengalaman dan
kebebasan. Pada usia 12 tahun, anak-anak mulai mengasah
kemampuan dan nalar berpikir mereka sehingga mereka akan membentuk nilai dan
norma sendiri. Anak-anak perlu memahami bahwa tidak semua yang dilihatnya di
Internet adalah benar dan bermanfaat, sebagaimana belum tentu apa yang
disarankan oleh teman-temannya memiliki nilai positif.
Usia 12 s/d 14 tahun
Inilah saat anak-anak mulai aktif menjalani kehidupan
sosialnya. Bagi yang menggunakan Internet, kebanyakan dari mereka akan tertarik
dengan online chat . Dalam masa ini, orang tua harus waspada terhadap apa yang
dilakukan anaknya. Masa ini merupakan masa yang tepat bagi kebanyakan orang tua
untuk bercerita dan berbagi informasi tentang hal-hal seksual kepada anaknya.
Usia 14 s/d 17 tahun
Masa ini adalah masa yang paling menarik dan menantang
dalam kehidupan seorang anak remaja dan orangtua. Seorang remaja akan mulai
matang secara fisik, emosi dan intelektual.
Berikut merupakan dampak negatif yang biasa langsung
terjadi pada anak akibat pengaruh gadget:
· Kemajuan teknologi
berpotensi membuat anak cepat puas dengan pengetahuan yang diperolehnya
sehingga menganggap bahwa apa yang dibacanya di internet adalah pengetahuan
yang terlengkap dan final
· Kemajuan teknologi membawa
banyak kemudahan, maka generasi mendatang berpotensi untuk menjadi generasi
yang tidak tahan dengan kesulitan
· Kemajuan
teknologi juga berpotensi mendorong anak untuk menjalin relasi secara dangkal
· Mengalami
penurunan konsentrasi
· Mempengaruhi
kemampuan menganalisa permasalahan
· Malas
menulis dan membaca
· Penurunan
dalam kemampuan bersosialisasi Ekternal dan internal
Untuk itulah, sebagai orang tua Anda harus selalu memperhatikan apa yang Anda
berikan kepada mereka. Anda harus juga memberikan pengenalan teknologi kepada
mereka di usia yang tepat. Jika tidak, efeknya akan berpengaruh ke kehidupan
mereka nantinya. Inilah beberapa dampak buruk yang bisa terjadi kepada anak
Anda jika Anda mengenalkan teknologi pada mereka di usia yang terlalu dini.
Terlalu Cepat Menjadi Dewasa
Anak-anak kecil yang terlalu cepat mengenal teknologi akan menjadi dewasa
sebelum waktunya. Contohnya kini bisa kita lihat bahwa anak-anak usia 8-10
tahun lebih tertarik ke konten-konten dewasa di sosial media. Anak-anak bisa
kehilangan kepolosan dan menjelajah banyak hal diluar pengertian mereka.
Sebagai tips untuk orang tua, Anda harus terus mengawasi penggunaan internet
mereka. Jangan biarkan mereka membuat akun di jejaring sosial sendiri hingga
umur tertentu yang dirasa sudah siap.
Menjadi Malas
Teknologi memang memudahkan kita. Tapi jangan biarkan teknologi membuat
anak-anak kita menjadi malas. Anak-anak seharusnya bermain-main dengan gembira
di luar rumah. Menikmati matahari dan mengenal lingkungannya.
Pengenalan teknologi yang terlalu dini bisa menyebabkan anak Anda menjadi
pemalas. Mereka akan lebih banyak menghabiskan waktu di sofa bermain video
games. Ini akan membuat anak Anda kehilangan kontak dengan teman mereka yang
nantinya akan berpengaruh di kehidupannya.
Belajar Kekerasan
Banyak jenis video games yang menunjukkan adegan kekerasan. Jangan meremehkan
hal ini karena anak Anda bisa belajar meniru dan mempraktekannya di kehidupan
sehari-hari. Anak Anda akan merasa bahwa kekerasan adalah hal lumrah yang
terjadi di kehidupannya.
Untuk itu, Anda harus terus mengawasi mereka saat bermain video games. Jangan
lupa memberikan nasehat bahwa kekerasan tersebut tidak nyata dan menjadi hal
buruk di dunia nyata.
Melihat Waktu Yang Tepat
Akan ada waktu yang tepat untuk setiap hal. Anda boleh mengenalkan mereka ke
teknologi pada saat yang Anda rasa tepat. Tapi kenalkan juga mereka kepada
kehidupan di luar.
Ajak dia bermain di luar rumah dan belajar banyak hal lain. Jadi dia tidak
hanya akan menghabiskan waktu dengan gadgetnya.
Teknologi memang akan mengubah hidup anak Anda, tapi dengan pengawasan yang benar
teknologi akan memberikan efek seimbang dan pengalaman menakjubkan bagi Anda.
Jangan biarkan anak Anda telalu asyik dengan gadgetnya sehingga melupakan
dunianya yang sebenarnya.
TANGGAPAN :
Setiap teknologi tentunya memiliki manfaat bagi
kehidupan, salah satunya adalah teknologi gadget. Gedget memiliki manfaat
sendiri bagi perkembangan anak yang bisa membantu dalam proses perkembangan
anak itu sendiri. Namun ada baiknya dalam memberi pengenalan terhadap gadget
terhadap anak harus terus di dalam pengawasan orang tua. Biar pun memiliki
pengaruh positif bagi perkembangan anak, namun apabila dibiarkan tanpa
pengawasan dan kontrol orang tua justru gedget bisa memberi dampak negatif bagi
perkembangan anak itu sendiri. Dengan ini menurut saya, pemberian gadget kepada
anak itu baik asalkan tidak berlebihan dan peran orang tua juga sangat
berpengaruh dalam pengawasannya.
3. Penjualan iPad Warna Kasus Telematika
Nasional
JAKARTA, (PRLM).- Pakar telematika Abimanyu
Wachjoewidajat mengungkapkan, sejumlah peristiwa menyangkut telematika mewarnai
perjalanan sektor tersebut. Ia menyebutkan, hendaknya semua pihak memperhatikan
hal-hal tersebut demi kemajuan telematikan nasional ke depan.
Menurut dia, kasus pertama yang menonjol adalah penjualan iPad yang menjadi
masalah hukum hanya karena dianggap melanggar peraturan karena tidak ada
manual. Jelas suatu alasan yang mengada-ada karena terbukti iPad sudah
dilengkapi manual dan bahkan sudah berbahasa Indonesia namun berupa digital,
bukan lagi berupa buku.
"Di sini terlihat kemajuan teknologi tidak dapat diikuti dengan baik oleh
peraturan pemerintah yang personelnya cenderung gaptek dan bahkan kuper.
Spalagi staf ahli yang diajukan kementerian terkait ternyata tidak mengetahui
berbagai hal mendasar tentang iPad sehingga pelaku penjual iPad yang seharusnya
tidak bersalah harus berhadapan dengan hukum," kata Abah, panggilan akrab
Abimanyu dalam siaran persnya di Jakarta, Selasa (3/1).
Kemudian, dia menyebut kasus RIM yang telah membuat pabrik di Malaysia dan
telah operasional, hal ini menjadi isu nasional dimana sekitar September
beberapa pejabat terkait seperti menperin MS Hidayat dan Gita Wirjawan (kepala
BKPM) menyesalkan hal tersebut, tetapi itu semua disanggah oleh Menkominfo
Tifatul Sembiring yang seolah tidak tahu dan merasa yakin RIM belum melakukan
itu.
"Padahal kemudian saya menemukan bukti kuat bahwa Kemkominfo telah
mensertifikasi produk Blackberry model 9360 keluaran Malaysia per 16 juni 2011.
Itu berarti sejak awal Juni 2011 Kemkominfo sudah mengetahui bahwa Blackberry
Malaysia sudah diproduksi akan tetapi Kemkominfo (mungkin karena malu) sampai
sekarang selalu mengelak setiap isu yang saya angkat seputar hal
tersebut," katanya.
Masih soal RIM, kata Abah, dari beberapa agenda tuntutan Kemkominfo yang salah
satunya mengenai perlunya pemindahan server RIM ke Indonesia agar memudahkan
pemerintah melakukan penyadapan khususnya untuk hal yang terkait kriminal berat
seperti korupsi, terorisme dll. Akan tetapi ternyata telah setahun lewat
permintaan Kemkominfo tersebut tidak terlalu digubris RIM dan kemkominfo tidak
berdaya sama sekali bahkan praktis tidak mampu melakukan tindakan apa pun.
"Hal ini karena memang peraturan terkait penyadapan masih sangat lemah,
yakni selain bertentangan dengan UUD 45, ternyata ayat 4 pasal 31 UU ITE
terkait hal tersebut telah dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi sekitar akhir
Februari 2011, dengan demikian ketentuan mengenai penyadapan oleh pemerintah
semakin lemah," ujarnya.
TANGGAPAN :
Masalah seperti ini seharusnya tidak dipermasalahkan,
apalagi hanya mengenai manual book. Menurut saya untuk iPad yang pada umumnya
dikhususkan untuk orang-orang yang dapat dikatakan mampu dan berpendidikan
tanpa adanya manual pun mereka tidak masalah. Hal seperti ini seharusnya tidak
dibesar-besarkan apalagi sampai harus dibawa ke ranah hukum. Untuk pemerintah
khususnya kemkominfo seharusnya lebih aktif mengikuti kemajuan teknologi yang
semakin pesat, karena jika hanya mengikuti peraturan lama maka hal ini akan
mubazir.
SUMBER