30 November 2013

CONTOH KALIMAT TOPIK PADA ARTIKEL


Kondisi Bumi 550 Juta Tahun Lalu Terungkap
CALIFORNIA - Kondisi Bumi 550 juta tahun lalu memiliki lebih sedikit keragaman mineral ketimbang Bumi saat ini. Tim ilmuwan Carnegie Institution for Science mengungkap studi baru mereka tentang awal Bumi.

Dilansir Softpedia, Jumat (29/11/2013), catatan penelitian mengungkap kurang dari 8 persen mineral saat ini telah ada sejak 550 juta tahun lalu setelah Bumi terbentuk. Temuan ini penting karena para ahli mengatakan bahwa mineral memiliki peran utama dalam mempromosikan perkembangan kehidupan di Bumi. Bahan-bahan mineral yang ada di Bumi diyakini menyediakan tempat penampungan untuk blok bangunan awal kehidupan. Mineral juga membantu menjaga dari kondisi Bumi yang ekstrem setelah waktu terbentuknya.

Penelitian yang dilaporkan di American Journal of Science menjelaskan bahwa mineral kemungkinan memfasilitasi perkembangan molekul pertama yang penting untuk kehidupan. Selain itu, mineral juga penting untuk menyediakan energi metabolik untuk struktur awal yang berkembang di Bumi.Peneliti mengungkapkan, terdapat sekira 420 mineral yang ada di Bumi pada 550 juta tahun lalu. Sementara yang diketahui saat ini bumi memiliki jumlah sekira 5.000 mineral. 

Ilmuwan menciptakan daftar semua spesies mineralyang mungkin muncul di era Hadean Eon (ratusan juta tahun lalu). Penelitian ini dilakukan oleh ilmuwan Robert Hazen dari CIT Geophysical Laboratory. "Sebagian besar dari 420 mineral dari Hadean Eon terbentuk dari magma, batuan cair yang perlahan mengkristal di permukaan bumi, serta perubahan mineral tersebut bila terkena air panas," kata Hazen. Sebagian besar mineral diyakini memainkan peran penting dalam pengembangan kehidupan selama Hadean Eon. Mineral yang terbentuk dengan lambat ini antara lain mengandung lithium, beryllium atau molybdenum. Mineral-mineral ini membutuhkan waktu satu miliar tahun untuk berkembang. 

Catatan : Yang digaris bawah merupakan kalimat topik.

Sumber : 
Okezone.com

METODE PENGEMBANGAN ALINEA

Berikut ini merupakan metode-metode yang digunakan untuk mengembangkan alinea : 
  1. Pengembangan paragraf klimaks dan antiklimaks 
    Pengembangan paragraf klimaks berarti menyusun alinea dari gagasan bawahan yang paling rendah kedudukannya kemudian berangsur-angsur ke gagasan lain sampai pada gagasan yang tertinggi kedudukannya atau kepentingannya. 
    Pengembangan paragraf antiklimaks yaitu pengembangan paragraf kebalikan dari pengembangan klimaks. 
    Contoh: 
    Pikiran utama: bentuk traktor mengalami perkembangan dari zaman ke zaman. 
    Pikiran penjelasan: traktor yang dijalankan dengan uap; traktor dengan roda rantai; traktor buatan Ford; traktor buatan Jepang 
    Bentuk traktor mengalami perkembangan dari jaman ke jaman seiring dengan kemajuan teknologi yang dicapai umat manusia. Pada waktu mesin uap baru jaya-jayanya, ada traktor yang dijalankan dengan mesin uap. Pada waktu tank menjadi pusat perhatian orang, traktor pun ikut-ikutan diberi model seperti tank. Keturunan traktor model tank ini sampai sekarang masih dipergunakan orang, yaitu traktor yang memakai roda rantai. Traktor semacam ini adalah hasil perusahaan Carterpillar. Di samping Carterpillar, Ford pun tidak ketinggalan dalam pembuatan traktor dan alat-alat pertanian lainnya. Jepang pun tidak mau kalah bersaing dalam bidang ini. Produk Jepang yang khas di Indonesia terkenal dengan nama padi traktor yang bentuknya sudah mengalami perubahan dari model-model sebelumnya.
  2. Pengembangan paragraf sudut pandang 
    Urutan waktu: paragraf dikembangkan berdasarkan kronologis waktunya. 
    Contoh: 
    Putri tidak hanya berpikir, ia juga berdiskusi dengan guru dan teman-temannya. Selanjutnya ia meneliti masalah kondisi tanah sekitar jalan tol. Akhirnya, Putri ini berhasil menjadi peserta lomba karya ilmiah dan menjadi pemenang harapan. 
    Urutan ruang: paragraf dikembangkan dari ruang yang terdekat kemudian secara berurutan digambarkan ruang di depan, di samping, di belakang, dan seterusnya. 
    Contoh: 
    Jika Anda memasuki pekarangan bangunan kuno, Anda akan berada pada jalan berlantai batu hitam. Di kiri dan kanan jalan terdapat lumbung pada, atapnya berbentuk seperti tanduk dan beratapkan ijuk. Terus ke dalam Anda akan sampai pada bangunan utama.
  3. Pengembangan paragraf perbandingan dan pertentangan 
    Paragraf bisa dikembangkan dengan cara membandingkan atau mempertentangkan dua hal. Yang dibandingkan adalah dua hal yang sama tingkatnya dan kedua hal itu memang mempunyai persamaan dan perbedaan. 
    Contoh: 
    Feristha adalah anak yang berumur sembilan tahun mempunyai rambut lurus, berkulit agak gelap, dan bermata sipit. Badannya ramping dan suaranya serak memesona. Sementara itu, Anesya berusia lima tahun, berambut cokelat bergelombang, badannya sehat dan tegap, berkulit agak terang. Anaknya lincah, periang, dan pemberani.
  4. Pengembangan paragraf Analogi 
    Paragraf dikembangkan dengan membandingkan dua hal yang memiliki persamaan bentuknya atau fungsinya. Bisa juga untuk membandingkan sesuatu yang harus dikenal umum dengan hal yang kurang atau dikenal umum sehingga hal ini bisa dipahami dengan jelas. 
    Contoh: 
    Pencabangan suatu bahasa proto menjadi bahasa baru atau lebih dapat disamakan dengan pencabangan sebatang pohon. Pada suatu waktu batang pohon tadi mengeluarkan cabang-cabang baru, tiap cabang kemudian bertunas dan tumbuh menjadi cabang baru. Demikian pula pencabangan pada bahasa.
  5. Pengembangan paragraf Contoh 
    Pengembangan paragraf dengan memberikan contoh agar sesuatu hal yang terlalu umum bisa dijelaskan secara konkret. 
    Contoh: 
    Teknologi barat tidak mudah ditanamkan di bumi timur. Teknologi tidak bisa dipisahkan dari kebudayaan sekitarnya. Siapa yang ingin menggunakan teknologinya dengan alam pikiran dan budaya barat tetap harus mengingat kepentingan lingkungan sehingga tidak menimbulkan kekecewaan. Indonesia pernah mengimpor gerbong-gerbong kereta api dari Prancis yang dilengkapi dengan AC. Tetapi penumpangnya masih tetap pada kebiasaan semula, sehingga gerbong-gerbong itu tak lama sudah rusak.
  6. Pengembangan paragraf proses 
    Pengembangan paragraf dengan metode proses bisa dilakukan dengan cara menyusun secara teratur suatu proses kerja. Proses merupakan suatu urutan tindakan untuk menghasilkan sesuatu. Urutannya harus dijelaskan sesuai dengan tahapan kejadian secara kronologis dan menyeluruh. 
    Contoh: 
    Ada beberapa tahapan penulisan yang harus dilakukan untuk menulis sebuah karya tulis ilmiah. Tahap pertama adalah tahap prapenulisan yang merupakan tahap persiapan. Langkah ini dimulai dari pemilihan dan pembatasan topik, perumusan tujuan, penentuan sumber bahan penulisan, penyusunan kerangka, dan pola organisasi karangan. Setelah karangan tersusun, dilanjutkan dengan tahap penulisan. Materi yang sudah disiapkan diungkapkan ke bentuk kalimat, alinea, dan akhirnya tersusunlah sebuah wacana. Langkah terakhir dari tahapan penulisan adalah revisi. Tahap revisi ini merupakan langkah yang digunakan untuk mengoreksi apakah bahasa yang digunakan sudah baik dan untuk melihat apakah materi yang disajikan sudah benar serta tersusun secara logis.
  7. Pengembangan paragraf sebab-akibat 
    Pengembangan paragraf dengan menggunakan sebab-akibat, bisa dilakukan dengan menetapkan sebab sebagai gagasan utama, sedangkan akibat sebagai perincian pengembangan. Namun bisa juga sebaliknya akibat sebagai gagasan utama sedangkan sebab sebagai perinciannya. 
    Contoh: Saat kemarau panjang sinar matahari terasa menyengat di Pulau Jeju. Semua tumbuh-tumbuhan meranggas. Angin meniup daun-daun kering hingga rontok. Sungai-sungai dan sumur-sumur mengering, yang tersisa hanyalah bebatuan.
  8. Pengembangan paragraf umum-khusus 
    Pengembangan dari umum ke khusus akan menghasilkan alinea deduktif (Selengkapnya, baca:Penalaran deduktif), sebaliknya pengembangan dari khusus ke umum akan menghasilkan alinea induktif (Selengkapnya, baca: Penalaran induktif). Kedua cara ini merupakan cara pengembangan alinea yang paling umum dan banyak digunakan.
  9. Pengembangan paragraf klasifikasi 
    Pengembangan dengan cara klasifikasi dilakukan dengan mengelompokkan suatu pokok permasalahan, dilanjutkan dengan merinci detail lagi bagian dari kelompok tersebut. 
    Contoh: 
    Bahasa Jawa memiliki tingkat-tingkat bahasa. Tingkat bahasa yang terendah disebut ngoko, kemudian tingkat bahasa krama, dan tingkat bahasa krama inggil. Bahasa ngoko dipakai di antara orang yang sederajat atau orang tua kepada yang lebih muda. Bahasa krama dipakai untuk orang yang kedudukannya lebih tinggi kepada yang lebih tua.
  10. Pengembangan paragraf definisi luas 
    Yang dimaksud pengembangan definisi luas ialah pengarang bermaksud memberikan keterangan atau arti terhadap sebuah istilah atau hal (Keraf dalam Mudlofar 2002:102). 
    Contoh: 
    Pompa hidran (Hydraulicran) ialah sejenis pompa yang dapat bekerja secara kontinu tanpa menggunakan bahan bakar atau energi tambahan dari luar. Pompa ini bekerja dengan memanfaatkan tenaga aliran air yang berasal dari sumber air, dan mengalirkan sebagian air tersebut ke tempat yang lebih tinggi. Bagian utama sistem ini ialah pompa pemasukan, katub limbah, katub pengantar, katup udara, ruang udara , dan pipa pengeluaran. Pada dasarnya air dapat dipompakan karena adanya perubahan energi kinetis air jatuh, yang menimbulkan tenaga yang cukup tinggi dalam ruang udara, sehingga sanggup mengangkat dan mengalirkan air ke tempat yang lebih tinggi permukaannya. Desain katub limbah dan katub pemasukan dibuat sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi bergantian.
SUMBER : 

ALINEA

Pengertian
Alinea adalah satuan bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat. Alinea diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari kalimat dari sudut pandang komposisi, alinea sebenarnya sudah memasuki kawasan wacana atau karangan sebab karangan formal yang sederhana boleh saja hanya terdiri atas satu alinea. Jadi, tanpa kemampuan menyusun alinea tidak mungkin bagi seseorang mewujudkan sebuah karangan.

Macam-Macam Alinea
Menurut fungsinya :
  • Paragraf pembuka, paragraf yang bersisi pokok pembicaraan.
  • Paragraf penghubung, paragraf yang menerangkan dan mengurai gagasan pokok.
  • Paragraf penutup, paragraf yang berisi simpulan dari pokok pembicaraan.

Berdasarkan sifat isinya : 
  • Paragraf narasi, paragraf yang menurutkan peristiwa pada tulisan.
  • Paragraf persuasi, paragraf yang berisi promosi atau ajakan-ajakan.
  • Paragraf eksposisi, paragraf yang memaparkan suatu fakta.
  • Paragraf deskripsi, paragraf yang melukiskan suatu kejadian.
Syarat Pembentukan Alinea

Syarat - syarat dari pembentukan alinea terdiri dari :
  • Kesatuan, maksudnya semua kalimat yang membina alinea itu secara bersama-sama menyatakan satu hal suatu hal tertentu.
  • Koherensi, (kekompakan hubungan antara sebuah kalimat dengan kalimat yang lain yang membentuk alinea itu).
  • Perkembangan alinea, (perkembangan alinea adalah penyusunan/ perician daripada gagasan-gagasan yang membina alinea-alinea itu)
  • Efektif, dengan penggunaan kalimat yang efektif, maka ide akan disampaikan secara tepat.
Macam-Macam Kalimat Topik 
Kalimat topik terdiri dari 4 macam, yaitu : 
  • Paragraf deduktif, paragraf yang kalimat pokoknya berada diawal paragraf.
  • Paragraf induktif, paragraf yang kalimat pokoknya berada diakhir paragraf.
  • Paragraf deduktif-induktif, paragraf yang kalimat pokoknya berada diawal dan akhir paragraf.
  • Paragraf tersebar, paragraf yang hampir setiap kalimatnya merupakan kalimat pokok.

SUMBER :



8 November 2013

KALIMAT EFEKTIF

1.      Pengertian

Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat menyampaikan pesan atau informasi secara singkat, lengkap, dan mudah diterima oleh pendengar. Yang dimaksud singkat adalah hemat dalam penggunaan kata-kata, sehingga kata-kata yang tidak perlu yang dapat membuat suatu kalimat menjadi tidak efektif tidak digunakan.
Kalimat efektif harus disampaikan dengan lengkap sehingga dapat memberi pengaruh, menghasilkan kesan dan juga menghasilkan akibat. Selain itu kalimat efektif harus dapat dipahami pendengar dengan cara mudah dan menarik dengan tetap memperhatikan kaidah struktur bahasa yang benar.

2.      Hal Yang Berhubungan Dengan Kalimat Efektif

a.      Koherensi
Merupakan hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara unsur-unsu yang membentuk kata itu.
b.      Kesatuan
Suatu kalimat harus memiliki unsur subjek, predikat, dan objek untuk melahirkan suatu kelimat yang utuh.
c.       Kehematan
Hemat dalam pemakaian kata, frase, dan bentuk lainnya yang tidak perlu yang membuat suatu kalimat terlalu bertele-tele.
d.      Paralelisme
Kesamaan bentuk kata atau imbuhan yang digunakan kalimat.
e.      Penekanan
Gagasan pokok atau misi yang ingin ditekankan pembicara atau penulis.
f.        Kevariasian
Variasi dalam teks diperlukan untuk menghindari kebosanan dalam membaca.
g.      Logis atau Nalar
Kalimat yang disampaikan harus bisa diterima oleh akal atau nalar.







3.      Contoh Kalimat Efektif

a.      Mahasiswi perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (tidak efektif)
Mahasiswi yang kuliah di perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah. (efektif)
b.      Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu. (tidak efektif)
Kita harus mengembalikan kepribadian orang-orang kota yang sudah meninggalkan rasa kemanusiaan. (efektif)
c.       Amara pergi ke sekolah, kemudian Amara pergi ke rumah temannya untuk belajar. (tidak efektif)
Amara pergi ke sekolah, kemudian kerumah temannya untuk belajar. (efektif)



SUMBER :

http://dayintapinasthika.wordpress.com/2013/01/02/contoh-kalimat-efektif-dan-kalimat-tidak-efektif/

KATA DAN PILIHAN KATA

1.       Pengertian Kata dan Pilihan Kata

a.       Kata
Secara sederhana Kata memiliki pengertian sebagai kumpulan huruf yang mempunyai arti. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata didefinisikan ke dalam 4 pengertian yang berbeda. Pertama, kata merupakan elemen terkecil dalam sebuah bahasa. Kedua, kata merupakan konversasi. Ketiga, kata merupakan morfem atau kompinasi beberapa morfem yang dapat diujarkan sebagai bentuk yang bebas. Dan keempat, kata merupakan suatu unit bahasa yang dapat berdiri sendiri.
b.      Pilihan Kata
Pilihan kata atau dapat juga disebut dengan diksi merupakan penggambaran dari gaya ekspresi penulis dalam menulis atau berbicara. Dalam melakukan pemilihan kata tentunya tidak sembarangan, karena pemilihan kata yang tepat dapan menjadikan tulisan atau ucapan seseorang menjadi lebih mudah untuk didengar dan dipahami.

2.       Imbuhan Dari Bahasa Asing

Secara garis besar impuhan dari bahasa asing terdiri dari 3 bahasa, yaitu bahasa sansekerta, bahasa arab, dan bahasa inggris. Dalam bahasa sanskerta terdapat imbuhan –man, -wan, dan –wati. Dalam bahasa arab terdapat imbuhan –i. –wi, dan –iah. Sedangkang dalam bahasa inggris terdapat imbuhan –is, -isme, -istis, dan –isasi.

Contoh :
a.       Sanskerta (-man, -wan, -wati)
-          Seniman (asal kata : Seni)
-          Hartawan (asal kata : Harta)
-          Karyawati (asal kata : Karya)
b.      Arab (-I, -wi, -iah)
-          Insani (asal kata : Insan)
-          Duniawi (asal kata : Dunia)
-          Lahiriah (asal kata : Lahir)
c.       Inggirs (-is, -isme, -istis, -isasi)
-          Praktis (asal kata : Praktik)
-          Komunisme (asal kata : Komunis)
-          Materialistis (asal kata : Material)
-          Spesialisasi (asal kata : Spesial)




3.       Upaya Pengindonesiaan

Dalam bahasa Indonesia kedudukan kata dalam satuan sintaksis yang lebih besar menentukan sifat hubungannya dengan kata lain. Kata benda kayu dapat mensifatkan kata lain seperti halnya kata sifat bagus. Seperti hanya bagus pada meja bagus, kayu, juga mensifatkan meja pada meja kayu. Dalam bahasa Indonesia kata kayu tidak mengalami perubahan bentuk, dan semata-mata posisinya dalam satuan sintaksis yang menempatkannya sebagai atribut.
Menurut kaidah bahasa Indonesia barangkali kata morfologi atau akademi tidak perlu berubah apabila berpindah posisinya, misalnya pada morfologi bahasa Indonesia dan proses morfologi, serta akademi bahasa Indonesia dan pembantu dekan bidang akademi. Urusan akademi dan urusan akademis maknanya berbeda; yang pertama menyatakan hubungan kemilikan yang kedua hubungan kesifatan. Tetapi hubungan makna itu barangkali baru timbul setelah bahasa Indonesia menyerap kata-kata asing yang berbeda bentuknya itu. Untuk menegaskan perbedaan hubungan makna itu, untuk kata-kata dalam bahasa Indonesia sendiri digunakan konfiks ke-an, contohnya: sifat ibu dan sifat keibuan, uang negara dan kunjungan kenegaraan.

4.       Hubungan Makna Kata Sinonim, Homonim, Hiponim, Polisemi, dan Antonim

a.       Sinonim
Sinonim merupakan suatu kata yang memiliki bentuk yang berbeda namun memiliki arti atau pengertian yang sama atau mirip. Sinonim dapat disebut juga dengan persamaan kata atau padanan kata. Contoh : Binatang = Fauna, bohong = dusta, pakaian = baju.
b.      Homonim
Homonim merupakan suatu kata yang memiliki makna yang berbeda tetapi lafal atau ejaannya sama. Jika lafalnya yang sama disebut homofon, sedangkan juga ejaannya yang sama maka disebut homograf. Contoh : Saya sudah bisa menyetir mobil = Tetanggaku terkena bisa ular yang mematikan. Penggunaan kata “Bisa” disini memiliki arti yang berbeda. Pada kalimat pertama kata Bisa bermakna dapat atau mampu, sedangkan pada kalimat kedua kata Bisa bermakna racun.
c.       Hiponim
Hiponim merupakan suatu kata yang maknanya tercakup dalam kata atau frasa lain yang lebih umum. Contoh : Buaya, Elang, dan Beruang adalah hipomin dari hewan.
d.      Polisemi
Polisemi merupakan suatu kata yang memiliki makna atau pengertian lebih dari satu. Contoh : Saya merupakan anak bontot dari 3 bersaudara. Kata bontot disini sama saja dengan anak paling kecil atau anak terakhir.
e.      Antonim
Antonim merupakan suatu kata yang artinya berlawanan satu sama lain atau dalam arti lain antonym merupakan lawan kata. Contoh : Keras = lembek, naik = turun, pintar = bodoh.






SUMBER :